Klinik Ben Yuan Dao, Jakarta – Penyebab insomnia yang paling umum di kalangan remaja adalah paparan cahaya biru dari layar gadget menjelang waktu tidur.

Dalam beberapa dekade terakhir, fenomena insomnia pada usia muda terutama remaja dan dewasa awal mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Banyak orang mengira bahwa masa muda adalah masa paling prima dalam hidup, namun faktanya, kualitas tidur pada kelompok usia ini justru semakin menurun.

Penyebab insomnia di usia muda sangat beragam dan saling berkaitan, mulai dari faktor gaya hidup hingga aspek psikologis.

Untuk memahami kondisi ini secara menyeluruh, penting untuk meninjau berbagai faktor yang dapat memicu gangguan tidur pada kelompok usia tersebut.

1. Paparan Teknologi dan Cahaya Biru dari Layar Gawai

Salah satu penyebab utama insomnia di kalangan anak muda adalah penggunaan perangkat elektronik secara berlebihan, khususnya pada malam hari.

Telepon pintar, laptop, tablet, dan televisi memancarkan cahaya biru (blue light) yang dapat menekan produksi hormon melatonin hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus tidur dan bangun.

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gawai selama 1–2 jam sebelum tidur dapat menggeser ritme sirkadian tubuh, membuat seseorang merasa tetap terjaga walaupun waktu tidur telah tiba. Akibatnya, kualitas dan durasi tidur menjadi terganggu.

2. Stres dan Tekanan Psikologis

Anak muda, terutama yang berada di masa transisi pendidikan ke dunia kerja atau dalam proses mencari jati diri, sering kali mengalami tekanan psikologis yang tinggi.

Mulai dari beban akademik, ekspektasi sosial, hingga masalah hubungan pribadi, semua ini dapat menjadi pemicu stres kronis.

Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat mengaktifkan sistem saraf simpatik dan meningkatkan kadar hormon kortisol, yang pada gilirannya akan membuat tubuh tetap dalam kondisi ‘waspada’, sehingga sulit untuk merasa rileks dan tertidur.

3. Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya hidup modern juga turut berkontribusi terhadap peningkatan kasus insomnia di usia muda. Konsumsi kafein, terutama dari kopi, teh, minuman energi, atau soda, sering kali tidak terkontrol.

Kafein adalah stimulan yang dapat bertahan dalam tubuh selama 4 hingga 6 jam, dan mengkonsumsinya pada sore atau malam hari bisa sangat mengganggu tidur.

Selain itu, pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan waktu tidur yang tidak teratur turut memperburuk kondisi tidur.

Banyak anak muda yang mengadopsi kebiasaan tidur larut malam (night owl), yang bertolak belakang dengan ritme sirkadian alami tubuh.

4. Gangguan Kesehatan Mental

Insomnia tidak jarang menjadi gejala dari gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan (anxiety disorder), dan bipolar disorder.

Menurut data dari World Health Organization (WHO), prevalensi gangguan kecemasan dan depresi meningkat drastis di kalangan usia 15–24 tahun dalam 10 tahun terakhir.

Gangguan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan otak untuk mengatur waktu tidur dan istirahat dengan baik.

Sering kali penderita tidak bisa tidur karena pikiran yang terus-menerus aktif atau rasa cemas berlebih yang muncul saat malam hari.

Baca Juga: Nyeri Punggung Sebelah Kiri, Pertanda Masalah Serius?

5. Kebiasaan Tidur yang Tidak Konsisten

Ketidakteraturan waktu tidur juga merupakan faktor penting. Banyak anak muda yang mengubah pola tidurnya secara drastis antara hari kerja dan akhir pekan.

Fenomena ini dikenal sebagai social jetlag, yakni kondisi ketika jam biologis tubuh dipaksa untuk menyesuaikan diri secara terus-menerus, sehingga menimbulkan kebingungan pada sistem internal tubuh.

Misalnya, tidur pukul 22.00 pada hari kerja, lalu tidur pukul 02.00 pada akhir pekan dan bangun siang keesokan harinya, dapat mengganggu ritme tidur secara keseluruhan dan menyebabkan insomnia kronis.

Upaya Pencegahan dan Penanganan

Untuk mengatasi insomnia di usia muda, diperlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Berikut beberapa langkah pencegahan dan penanganan yang direkomendasikan:

• Menerapkan sleep hygiene: tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, meskipun di akhir pekan.
• Mengurangi paparan layar minimal 1 jam sebelum tidur.
• Menghindari kafein dan alkohol menjelang malam hari.
• Melakukan relaksasi seperti meditasi, teknik pernapasan, atau yoga.
• Meningkatkan aktivitas fisik secara rutin, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.

Mengatasi Insomnia dengan Metode TCM

Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM) menawarkan pendekatan holistik untuk mengatasi insomnia, terutama pada usia muda.

Dalam TCM, insomnia dianggap sebagai akibat dari ketidakseimbangan energi (qi) dan gangguan fungsi organ dalam, khususnya jantung, hati, ginjal, dan limpa.

Berikut ini metode tcm yang dapat mengatasi insomnia, antara lain:

1. Akupunktur
Merangsang titik-titik tertentu di tubuh untuk menyeimbangkan energi dan menenangkan sistem saraf. Titik umum yang digunakan adalah Shenmen (HT7), Sanyinjiao (SP6), dan Anmian (titik khusus untuk tidur).

2. Herbal Tiongkok
Ramuan seperti Suan Zao Ren Tang (biji jujube) dan Tian Wang Bu Xin Dan dipercaya dapat menenangkan pikiran, menyejukkan hati, serta membantu tubuh rileks sebelum tidur.

Baca Juga: Obat Batuk Herbal Turun-Menurun yang Terbukti Ampuh

Atasi Insomnia di Klinik Ben Yuan Dao

Klinik Ben Yuan Dao menghadirkan solusi alami dan holistik untuk mengatasi insomnia melalui metode Pengobatan Tradisional Tiongkok (TCM).

Dengan pendekatan menyeluruh seperti akupunktur, terapi herbal, dan konsultasi pola hidup, klinik ini membantu menyeimbangkan energi tubuh (qi), menenangkan pikiran, serta memulihkan kualitas tidur secara bertahap.

Klinik kami ditangani oleh sinshe berpengalaman, Klinik Ben Yuan Dao menjadi pilihan tepat bagi Anda yang ingin mengatasi gangguan tidur tanpa efek samping obat kimia.

Kami siap membantu Anda tidur lebih nyenyak. Dapatkan layanan konsultasi gratis, baik secara langsung di klinik maupun melalui konsultasi online via aplikasi Whatsapp.