Penting! Deteksi Dini Radang Panggul untuk Mencegah Komplikasi Serius
Klinik Apollo, Jakarta – Radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID), adalah infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita, termasuk rahim, saluran tuba, indung telur (ovarium), dan bagian lain dari panggul.
PID dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius jika Anda tidak mengobatinya dengan cepat, bahkan dapat berakibat pada kesuburan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala dan mencari pengobatan yang tepat.
Penyebab Radang Panggul
Penyebab utama PID adalah infeksi bakteri yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Dua jenis bakteri yang paling sering menyebabkan PID adalah Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
Kedua bakteri ini menyebabkan infeksi menular seksual (IMS), yang dapat menyebar ke organ reproduksi dan memicu peradangan.
Namun, bukan hanya infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan PID. Infeksi lain yang berasal dari bakteri yang biasanya ada dalam vagina juga dapat berkembang menjadi PID.
Gejala PID
Gejala PID dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan terkadang tidak muncul sama sekali, membuat diagnosis menjadi lebih sulit. Beberapa gejala umum yang dapat dialami adalah:
1. Nyeri di bagian bawah perut
2. Keluar cairan abnormal dari vagina
3. Pendarahan abnormal
4. Demam
5. Rasa sakit saat berhubungan seksual
6. Rasa nyeri saat buang air kecil atau perdarahan saat buang air kecil.
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut di Klinik Ginekologi di Jakarta.
Faktor Risiko Radang Panggul
Beberapa faktor dapat meningkatkan resiko seseorang terkena PID, antara lain:
1. Aktif secara seksual – Terutama jika memiliki banyak pasangan seksual atau tidak menggunakan pelindung seperti kondom.
2. Infeksi menular seksual (IMS) – Wanita yang terinfeksi bakteri penyebab IMS, seperti klamidia atau gonore, lebih berisiko mengalami PID.
3. Riwayat radang panggul sebelumnya – Wanita yang pernah mengalami PID lebih berisiko mengalaminya kembali.
4. Penggunaan IUD – Meskipun IUD adalah metode kontrasepsi yang efektif, pada awal pemasangan, ada sedikit peningkatan risiko infeksi bakteri yang dapat menyebabkan PID.
5. Berusia muda – Wanita muda, terutama yang berusia di bawah 25 tahun, lebih rentan terhadap PID.
Dampak Radang Panggul
PID yang tidak segera diobati bisa menimbulkan komplikasi serius. Beberapa di antaranya adalah:
1. Kemandulan (Infertilitas)
Infeksi dapat merusak saluran tuba yang menghubungkan ovarium dan rahim, mengganggu proses ovulasi dan pembuahan. Komplikasi ini merupakan salah satu dampak yang paling mengkhawatirkan dari PID.
2. Kehamilan Ektopik
PID dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik, pada sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di saluran tuba. Kehamilan ektopik bisa berbahaya dan memerlukan perawatan medis segera.
3. Abses Panggul
Infeksi dapat menyebabkan terbentuknya abses (kantong berisi nanah) di dalam panggul. Abses ini dapat menimbulkan rasa sakit yang parah dan membutuhkan penanganan medis yang cepat.
Baca juga: Keputihan Berlebihan? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Ampuh Mengatasinya!
Diagnosis Radang Panggul
Jika PID dicurigai, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat medis serta gejala yang dialami.
Beberapa tes yang mungkin dapat Anda lakukan untuk mendiagnosis PID antara lain:
- Tes darah dan urin untuk mendeteksi infeksi.
- Tes cairan vagina untuk mencari adanya bakteri penyebab infeksi.
- Ultrasonografi (USG) untuk melihat apakah ada abses atau kerusakan pada organ reproduksi.
- Laparoskopi (pemeriksaan rongga perut menggunakan alat kecil) untuk memastikan adanya radang atau infeksi di saluran tuba.
Pengobatan Radang Panggul
Umumnya, cara pengobatanan PID yaitu dengan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri. Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan antibiotik yang diresepkan oleh dokter, meskipun gejala sudah mereda, guna memastikan infeksi benar-benar sembuh.
Beberapa kasus PID yang lebih parah atau yang disertai dengan abses mungkin memerlukan tindakan medis lebih lanjut, seperti pembedahan atau drainase abses.
Jika IMS menyebabkan infeksi, pasangan seksual juga harus menjalani pengobatan untuk mencegah penularan ulang.
Pencegahan PID
Ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mencegah PID, di antaranya:
1. Gunakan kondom – Menggunakan kondom dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan PID.
2. Periksa kesehatan seksual secara rutin – Untuk pengobatan IMS sangat menganjurkan pemeriksaan rutin, terutama jika Anda memiliki banyak pasangan seksual.
3. Perawatan yang baik setelah prosedur medis – Jika Anda baru saja menjalani prosedur seperti pemasangan IUD atau aborsi, pastikan untuk mengikuti petunjuk dokter agar dapat mencegah infeksi.
4. Tunda hubungan seksual jika sedang sakit – Jika Anda atau pasangan mengalami gejala infeksi atau IMS, sebaiknya tunda hubungan seksual hingga kedua belah pihak sembuh sepenuhnya.
PID adalah kondisi serius yang dapat berdampak besar pada kesehatan reproduksi wanita.
Penting untuk mengenali gejala dan mendapatkan pengobatan segera agar infeksi tidak menyebabkan komplikasi yang lebih parah, seperti kemandulan atau kehamilan ektopik.
Temukan Solusi Pengobatan Radang Panggul yang Tepat di Klinik Apollo
Kesembuhan penyakit menular seksual seperti PID tidak bisa didiamkan begitu saja. Anda harus dengan cepat obati virus tersebut di pengobatan yang tepat agar tidak memicu komplikasi.
Klinik kami dapat menjadi solusi yang tepat untuk atasi kesembuhan anda seperti penyakit kelamin.
Jika anda merasa terganggu oleh infeksi kelamin seperti PID, segeralah berkonsultasi dengan dokter ahli penyakit kelamin seperti Klinik Spesialis Penyakit Kelamin di Jakarta.
Anda tentunya tidak perlu khawatir, Klinik kami menyediakan peralatan berkualitas tinggi, canggih juga modern. Lho…
Anda dapat menghubungi Dokter profesional kami secara online 24 jam melalui Chat WhatsApp untuk konsultasi.