Bongkar Faktor Penyebab GERD yang Sering Terjadi

By Published On: Agustus 4th, 2025Views: 3
Bongkar Faktor Penyebab GERD yang Sering Terjadi

Griya Sehat Ben Yuan Dao, Jakarta – Faktor penyebab GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan aspek penting yang perlu dimengerti oleh masyarakat luas, meningkatnya prevalensi penyakit ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

GERD adalah kondisi medis yang ditandai oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang dapat menyebabkan rasa nyeri pada ulu hati (heartburn), mual, hingga kesulitan menelan.

Penyakit ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga berpotensi menurunkan kualitas hidup penderitanya jika tidak ditangani dengan tepat.

Artikel ini akan mengulas secara komprehensif berbagai faktor penyebab GERD yang sering terjadi dan bagaimana kita dapat menghindarinya.

1. Pola Makan yang Tidak Sehat

Salah satu penyebab utama GERD adalah pola makan yang tidak teratur dan konsumsi makanan yang memicu produksi asam lambung berlebihan.

Makanan berlemak tinggi, pedas, gorengan, cokelat, serta minuman berkafein dan bersoda diketahui dapat melemahkan otot sfingter esofagus bagian bawah, yaitu otot yang berfungsi mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Ketika otot ini melemah, asam lambung lebih mudah naik dan menimbulkan gejala GERD.

Selain jenis makanan, kebiasaan makan dalam porsi besar atau makan terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat memperburuk kondisi ini.

Makanan yang menumpuk di lambung dalam jumlah besar akan meningkatkan tekanan di dalam lambung, yang pada akhirnya mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.

Baca Juga: 5 Penyebab Umum Nyeri Dada Sebelah Kanan, Simak!

2. Kegemukan dan Obesitas

Berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko GERD yang paling sering ditemui. Lemak yang menumpuk di sekitar perut dapat menekan lambung dan menyebabkan asam lambung naik.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi lebih rentan mengalami refluks asam lambung, bahkan mereka yang memiliki berat badan berlebih dalam kategori sedang pun tetap memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan individu dengan berat badan normal.

Penurunan berat badan secara bertahap melalui pola makan sehat dan olahraga teratur terbukti efektif dalam mengurangi gejala GERD.

3. Stres dan Faktor Psikologis

Faktor emosional seperti stres, kecemasan, dan depresi juga berperan penting dalam memicu dan memperburuk gejala GERD.

Walaupun stres bukan penyebab langsung dari GERD, kondisi psikologis dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan secara keseluruhan.

Ketika seseorang mengalami stres, otot-otot tubuh termasuk otot sfingter esofagus dapat menjadi tegang dan fungsinya terganggu.

Selain itu, stres dapat mempengaruhi pola makan dan tidur seseorang, yang secara tidak langsung memperburuk kondisi lambung.

Oleh karena itu, manajemen stres yang baik perlu menjadi bagian dari upaya penanganan GERD secara menyeluruh.

Baca Juga: Penyakit GERD: Bukan Maag Biasa, Ini yang Harus Kamu Ketahui

4. Kebiasaan Merokok dan Konsumsi Alkohol

Merokok dan konsumsi alkohol merupakan dua kebiasaan yang secara signifikan meningkatkan risiko GERD.

Nikotin dalam rokok dapat merelaksasi otot sfingter esofagus bawah, membuatnya lebih mudah terbuka dan membiarkan asam lambung naik.

Selain itu, merokok juga memperlambat pengosongan lambung dan mengurangi produksi air liur yang sebenarnya berfungsi menetralkan asam lambung.

Sementara itu, alkohol tidak hanya merangsang produksi asam lambung berlebih, tetapi juga dapat mengiritasi lapisan lambung dan kerongkongan.

Mengurangi atau menghentikan konsumsi keduanya sangat dianjurkan bagi penderita GERD.

5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat dapat memicu atau memperparah GERD. Di antaranya adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan aspirin, obat penenang, obat tekanan darah tertentu (seperti calcium channel blockers), serta antibiotik jenis tertentu. Obat-obatan ini dapat menyebabkan relaksasi pada sfingter esofagus atau iritasi pada lambung.

Bagi individu yang memiliki riwayat GERD, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu secara rutin.

Baca Juga: Sayuran untuk Asam Lambung: Pilihan Tepat Redakan GERD

6. Kehamilan

Wanita hamil lebih berisiko mengalami GERD karena perubahan hormon dan tekanan dari janin yang berkembang di dalam rahim.

Hormon progesteron yang meningkat selama kehamilan dapat menyebabkan relaksasi otot sfingter esofagus, sementara rahim yang membesar akan memberikan tekanan tambahan pada lambung.

Kedua kondisi ini menyebabkan asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.

Meskipun GERD selama kehamilan sering kali bersifat sementara dan akan membaik setelah melahirkan, gejalanya bisa sangat mengganggu dan memerlukan penanganan yang aman bagi ibu dan janin.

7. Gangguan Fisiologis pada Lambung dan Kerongkongan

Beberapa kondisi medis seperti hernia hiatus juga dapat menjadi penyebab GERD. Hernia hiatus terjadi ketika bagian atas lambung menonjol ke atas melalui diafragma ke dalam rongga dada. Hal ini melemahkan fungsi sfingter esofagus dan memudahkan terjadinya refluks.

Selain itu, gangguan pada motilitas esofagus, dimana gerakan peristaltik otot kerongkongan melemah, juga dapat mengganggu proses pencernaan dan meningkatkan risiko GERD.

Baca Juga: Sederet Tips Pola Makan untuk Penderita GERD, Intip Sekarang!

Temukan Solusi Alami di Klinik Ben Yuan Dao

Griya Sehat Ben Yuan Dao hadir sebagai tempat yang mengutamakan pendekatan yang sangat alami dan holistik untuk kesehatan Anda.

Di Griya Sehat Ben Yuan Dao, kami menawarkan terapi tradisional yang telah teruji selama berabad-abad, seperti akupunktur, ramuan herbal, bekam, gua sha dan terapi energi.

Dengan dukungan sinshe yang berpengalaman dan metode terapi yang sudah terbukti efektif, kami siap membantu Anda mencapai kesehatan optimal secara menyeluruh.

Segera berkonsultasi atau hubungi kami secara online via Chat Whatsapp dan rasakan manfaat dari pengobatan alami yang aman dan menyegarkan!

Artikel Terbaru